Di seluruh dunia, masalah infertilitas mempengaruhi 1 di antara 7 pasangan. Masalah infertilitas umumnya agak sulit diterima karena seringkali kita lupa bersyukur akan berkat kesehatan yang kita peroleh. Jika selama setahun tidak terdapat tanda-tanda kehamilan, maka terdapat kemungkinan adanya masalah infertilitas pada pasangan suami/istri. Karena umumnya, 80-90% kehamilan terjadi dalam kurun waktu setahun masa pernikahan
Penanganan infertilitas tergantung dari akar permasalahan, dan dianjurkan untuk berkonsultasi dengan spesialis jika pasangan suami/istri sudah berusaha untuk hamil dalam kurun waktu satu tahun. Pasangan tidak perlu menunggu hingga setahun untuk mencari bantuan, jika terdapat faktor nyata yang mungkin menyebabkan infertilitas, seperti jika wanita berusia di atas 35 tahun, adanya kondisi kandungan seperti endometriosis, serta riwayat kesehatan menstruasi yang tidak teratur atau sakit pada saat haid.
Ketika dihadapkan dengan diagnosa infertilitas, pasien harus benar-benar mempersiapkan kondisi kesehatan mereka, baik fisik
maupun mental. Hal ini dikarenakan menjalani pengobatan dapat membuat lelah pikiran serta memerlukan waktu yang tidak sebentar. Yang terpenting adalah selalu berpikiran positif, juga mengembangkan langkah- langkah anti-stres, serta mengadopsi gaya hidup sehat.
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang umumnya dilontarkan mengenai masalah infertilitas:
1) Pemeriksaan apa yang dapat membantu menemukan masalah infertilitas?
Pemeriksaan pada wanita, termasuk;
a) Ultrasound Pelvis: Untuk mengetahui kesehatan uterus (rahim) dan ovarium (indung telur).
b) Test darah hormonal: Untuk mengevaluasi apakah ada kelainan dalam ovarium dan mengeliminasi kemungkinan ketidakseimbangan hormon.
c) Pemeriksaan tubal patency: Untuk mengetahui ada tidaknya penyumbatan pada saluran falopi (fallopian tubes). Untuk pria, pemeriksaan yang dilakukan termasuk analisa semen.
2) Bagaimana seorang spesialis membantu menangani masalah infertilitas pada pasien?
Penanganan infertilitas tergantung dari akar permasalahan. Seorang spesialis dapat membantu pasangan untuk mengidentifikasi akar permasalahan tersebut dan merekomendasikan pengobatan terbaik bagi pasangan yang bersangkutan
3) Apakah kondisi infertilitas dapat ditangani dengan pengobatan?
Infertilitas dapat ditangani tergantung pada penyebabnya, contoh:
a) Dalam kasus kista, fibroid dan tersumbatnya saluran falopi:
Prosedur operasi laparoskopik kemungkinan dapat membantu.
b) Untuk masalah yang berkaitan dengan ovulasi abnormal: Obat atau suntikan fertilitas diharapkan dapat mengembalikan periode ovulasi menjadi normal.
c) Pada masalah kurangnya jumlah dan kualitas sperma: Suntikan in-vitro dengan sperma intra-cytoplasmic kemungkinan efektif dalam hal ini.
4) Apa saja penyebab umum dari infertilitas?
Pada wanita, penyebab umum dapat berupa:
Sementara pada pria, penyebab umum termasuk kurangnya jumlah dan/atau kualitas sperma. Namun infertilitas dapat juga disebabkan oleh kombinasi dari kedua pasangan.
5) Dari kasus di atas, manakah yang paling mudah dan paling sulit untuk ditangani?
Setiap kasus memiliki cara penanganan yang berbeda. Pada kasus fertilitas, kesulitan tidak terletak pada penyebabnya, namun seringkali pada usia pasangan. Secara umum, akan lebih mudah untuk menangani pasangan usia muda yang memiliki kondisi ovarium baik, dan penanganan akan lebih sulit bagi pasangan dengan usia agak lanjut karena produksi telur pada wanita akan berkurang seiring pertambahan usia.
Untuk informasi dan keterangan lebih lanjut, hubungi:
AsiaMedic Specialist Centre
350 Orchard Road #08-00, Shaw House, Singapore 238868
Tel: (65) 6789 8888•Fax: (65) 6738 4136
Email: info@asiamedic.com.sg
Website: www.asiamedic.com.sg
Representative Office in Indonesia
12th Floor Indofood Tower, Plaza Sudirman Complex
Jl. Jenderal Sudirman Kav 76-78,
Jakarta 12910, Indonesia
Tel: (021) 5793 6638•Fax: (021) 5793 6818
Email: jakarta@asiamedic.com.sg
Contact: Ms. Lenny / Ms. Lionni
Dr. Kelly Loi
Direktur Medis Health & Fertility Centre for Women
Dr. Kelly Loi meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Oxford. Sebagai mahasiswi kedokteran, Dr. Loi menyelesaikan pelatihan di John Hopkins Hospital, Baltimore, dan Massachusetts General Hospital, Harvard University, Boston. Setelah lulus, Dr. Loi bekerja sebagai House-Officer pada John Radcliffe Hospital, juga pada Churchill Hospital di Oxford. Dr. Loi mengambil spesialisasi di bidang Obstetrics & Gynaecology sebagai Senior House Officer di St Mary’s Hospital, Imperial College, London.
Memiliki pengalaman praktek sebagai spesialis kandungan selama lebih dari 10 tahun. Selama di Singapura, Dr. Loi pernah menjabat sebagai Konsultan pada Departemen Pengobatan Reproduksi di KK Women’s & Children’s Hospital dan juga termasuk jajaran pengajar di Yong Loo Lin Medical School dan Duke Graduate Medical School. Dr. Loi memperoleh beasiswa untuk mengikuti pelatihan lanjutan di pusat perlindungan fertilitas untuk pasien kanker di Belgia dan belajar langsung di bawah pengawasan ahli di bidang fertilitas, yakni Professor Jacques Donnez. Selain telah memperoleh akreditasi dari Kementrian Kesehatan Singapura untuk membantu perawatan reproduksi dan fertilisasi in-vitro, juga untuk melaksanakan prosedur gynae-laparoscopic dan prosedur operasi untuk bagian reproduksi.
Dedikasi Dr. Loi membuahkan hasil dengan dianugerahkannya Excellent Service Awards dan Long Service Award dari KK Women’s & Children’s Hospital di tahun 2008. Sebagai Direktur Medis di Pusat Kesehatan & Kesuburan Wanita, beliau memiliki dedikasi untuk terus memberikan pelayanan obstetrik dan ginekologi pada tiap pasien wanita.